ppt jurnal pbl

Selasa, 29 Oktober 2013

Pengl

[Enter Post Title Here]


STRATEGI PENGELOLAAN LABORATORIUM KIMIA UNTUK MENCIPTAKAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA DILABORATORIUM KIMIA
                                                                                                           
BAB. I
 PENDAHULUAN 
     Laboratorium kimia harus merupakan tempat yang aman bagi para penggunanya. Aman dari setiap kemungkinan kecelakaan fatal dari sakit maupun kesehatan. Hanya dalam laboratorium yang aman seseorang dapat bekerja dengan aman, produktif, dan efisien, bebas dari rasa khawatir akan keceakaan dan keracunan.
Di laboratorium terdapat berbagai macam fasilitas umum lab maupun peralatan. Beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan di dalam penataan alat terutama cara penyimpanannya, diantaranya adalah : (1 )Fungsi alat, apakah  sebagai alat ukur ataukah hanya sebagai penyimpan   bahan kimia saja (2) Kualitas alat termasuk kecanggihan dan ketelitian(3) Keperangkatan (4) Nilai/ harga alat (5) Kuantitas alat termasuk kelangkaannya (6) Sifat alat termasuk kepekaan terhadap lingkungan (7)Bahan dasar penyusun alat (8) Bentuk dan ukuran alat (9) Bobot / berat alat
Pada dasarnya pengelolaan laboratorium merupakan tanggung jawab bersama baik pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat harus memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untuk mengatur, memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja. Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan penangannya bila terjadi kecelakaan.Para pengelola laboratorium hendaknya memiliki pemahaman dan keterampilan kerja dilaboratorium, bekerja sesuai tugas dan tanggung jawabnya, dan mengikuti peraturan.
            Keamanan adalah faktor yang seharusnya menjadi perhatian paling besar dalam kegiatan laboratorium. Syarat keamanan di laboratorium bertujuan untuk melindungi baik yang bekerja di laboratorium itu sendiri maupun untuk lingkungan dan menciptakan suasana laboratorium sebagai sarana belajar sains yang aman. Caranya dengan meningkatkan pengetahuan praktisi sains (dosen, laboran, siswa) tentang keselamatan kerja, mengenal bahaya yang mungkin terjadi serta upaya penanganannya.
BAB II
STRATEGI PENGELOLAAN LABORATORIUM

            Pengelolaan merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya. Pengelolaan laboratorium merupakan tanggung jawab bersama baik pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat harus memiliki kesadaran untuk mengatur, memelihara,
dan mengusahakan  keselamatan kerja.
            Mengatur dan memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan penanganannya bila terjadi kecelakaan. Para pengelola laboratorium hendaknya memiliki pemahaman dan keterampilan kerja di laboratorium, bekerjasesuai tugas dan tanggung jawabnya, dan mengikuti peraturan. 

             Ada beberapa kunci keberhasilan dalam mengelola laboratorium, diantaranya: ditentukan oleh strategi pengelolaan perangkat-perangkat secara optimum; pengelola laboratorium harus mengenal perangkat laboratorium secara total; manajemen laboratorium sangat kompleks dan harus sinergis antara satu komponen dengan komponen yang lain; dan perlu pengetahuan standar dalam mengeloa laboratorium.
Salah satu kunci keberhasilan laboratorium ditentukan oleh strategi pengelolaan yang meliputi beberapa aspek yaitu perencanaan,penataan, pengadministrasian / inventarisasi,
serta pengamanan,perawatan dan pengawasan.

1.Perencanaan (Planning). 
         Perencanaan merupakan indikator keberhasilan dalam setiap tahapan dari kegiatan yang direncanakan. Dalam pengelolaan laboratorium merencanakan kegiatan  meliputi pelayanan praktikum, penelitian, pengadaan peralatan dan kebutuhan bahan, optimalisasi sumber daya, mencari sumber-sumber dana untuk kemandirian dan maintenance.


2.Mengatur (Organizing). 
      Merupakan upaya untuk menjalankan kegiatan laboratorium sebagaimana fungsinya. Pengaturan mencakup setting secara fisik dan  regulating. Setting merupakan kegiatan pengaturan tata letak dan penataan  yang mencakup penempatan mebeler, peralatan dan bahan kimia. Sedangkan regulating merupakan pengaturan jadwal kegiatan dan penyusunan perangkat lunak untuk terlaksananya ketertiban dan keselamatan bekerja dilaboratorium.

3.Pengadministrasian / Inventarisasi
         Pengadministrasian/inventarisasi merupakan proses pendokumentasian seluruh sarana dan prasarana serta aktivitas laboratorium. Kegiatan administrasi laboratorium meliputi:
-  Inventarisasi peralatan laboratorium
- Daftar kebutuhan alat baru, alat tambahan, alat rusak, alat yang dipinjamkan;
-  Keluar masuk surat-menyurat;
-  Daftar pemakaian laboratorium , jadwal kegiatan laboratorium;
-  Daftar inventarisasi alat-alat meubeair (kursi, bangku, lemari,dll); dan
-  Sistem evaluasi dan pelaporan.

Inventarisasi laboratorium bertujuan untuk:
-          Mencegah terjadinya kehilangan dan penyalahgunaan
-          Mengurangi biaya operasional
-          Meningkatkan proses pekerjaan dan hasil
-          Meningkatkan kualitas kerja
-          Mengurangi resiko kehilangan, rusak dan pecah
-          Mencegah pemakaian yang berlebihan
-          Meningkatkan kerjasama dengan laboratorium lain; dan
-          Mendukung terciptanya kondisi yang aman.

4. Pengamanan ,perawatan dan pengawasan
a.Pengamanan
    Prinsip umum pengamanan laboratorium meliputi:
1.      Tanggung jawab kepala laboratorium, laboran, asisten dan pemakai laboratorium.
2.     Penempatan alat dan bahan di tempat yang aman dan disusun secara teratur.
3.       Kerapian.
4.       Kebersihan laboratorium.
5.       Pertolongan pertama (First-Aid) untuk mata ,P3K ,pemadam.
6.       Pakaian (jaslab ,pakaian yang dilarang)
7.       Dilarang berlari dilaboratorium
8.       Pintu-pintu harus dilengkapi dengan jendela pengintip untuk mencegah terjadinya kecelakaan.

 b.Perawatan
       Dalam perawatan atau pemeliharaan alat perlu diketahui sifat-sifat dasar alat, antara lain:
-  Zat atau bahan dasar pembuatan;
-  Berat alat;
-  Kepekaan alat terhadap pengaruh lingkungan;
-  Pengaruh bahan kimia;
-  Pengaruh alat yang satu dengan yang lain;
-   Nilai / harga dari alat; dan
-   Bentuk dalam set.

c.Pengawasan
       Pengawasan laboratorium bertujuan untuk:
-  Memantau dan mengarahkan secara berkala praktek-praktek laboratorium yang baik, benar dan   aman;
- Memastikan semua petugas laboratorium memahami cara-cara menghindari resiko bahaya dalam    laboratorium;
-  Melakukan penyelidikan/pengusutan peristiwa berbahaya/kecelakaan;
-  Mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan tentang keamanan kerja laboratorium; dan
-  Melakukan tindakan darurat untuk mengatasi peristiwa berbahaya dan mencegah meluasnya bahaya tersebut.


      Karakteristik laboratorium yang dikelola dengan baik diantaranya:
a.    Efektif dan efisien
b.   Sehat dan aman,
c.    Peralatan / fasilitas selalu siap pakai dan aman,
d.   Seluruh aktivitas laboratorium mudah 
e.     Memenuhi kebutuhan psikologis

      Ciri-ciri laboratorium yang optimal penggunaannya adalah :
a.       Efisiensi pemakaian ruangan berkisar antara 60% – 80%.
b.       Program kerja ruangan terlaksana secara tuntas.
c.        Pengelola dan staf ruangan/laboratorium mendapat kepuasan yang optimal.
                                                                             
      Untuk mencapai optimalisasi laboratorium, yang dapat dilakukan yaitu :
-  Penyusunan Jadwal Pemakaian laboratorium
-  Penyusunan Daftar Pembagian Tugas
-  Tata Letak Peralatan Yang Efisien
-  Pemeliharaan Yang Efektif

5.  Penataan Bahan Kimia
Bahan kimia yang ada di lab jumlahnya relatif banyak seperti halnya jumlah peralatan. Di samping jumlahnya cukup banyak juga bahan kimia dapat menimbulkan resiko bahaya cukup tinggi, oleh karena itu dalam pengelolaan lab aspek penyimpanan, penataan dan pemeliharaan bahan kimia  merupakan bagian penting yang harus diperhatikan. Hal umum yang harus menjadi perhatian di dalam penyimpanan dan penataan bahan kimia diantaranya meliputi aspek pemisahan (segregation), tingkat resiko bahaya (multiple hazards), pelabelan (labeling), fasilitas penyimpanan (storage facilities),  wadah sekunder (secondary containment), bahan kadaluarsa (outdate chemicals), inventarisasi (inventory), dan informasi resiko bahaya (hazard information).
Penyimpanan dan penataan bahan kimia berdasarkan urutan alfabetis tidaklah tepat, kebutuhan itu hanya diperlukan untuk melakukan proses pengadministrasian. Pengurutan secara alfabetis akan lebih tepat apabila bahan kimia sudah dikelompokkan menurut sifat fisis, dan sifat kimianya terutama tingkat kebahayaannya. Bahan kimia yang tidak boleh disimpan dengan bahan kimia lain, harus disimpan secara khusus dalam wadah sekunder yang terisolasi. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah pencampuran dengan sumber bahaya lain seperti api, gas beracun, ledakan, atau degradasi kimia.
Banyak bahan kimia yang memiliki sifat lebih dari satu jenis tingkat bahaya. Penyimpanan bahan kimia tersebut harus didasarkan atas tingkat risiko bahayanya yang paling tinggi. Misalnya benzena memiliki sifat flammable dan toxic. Sifat dapat terbakar dipandang memiliki resiko lebih tinggi daripada timbulnya karsinogen. Oleh karena itu penyimpanan benzena harus ditempatkan pada cabinet tempat menyimpan zat cair flammable daripada disimpan pada cabinet bahan toxic. Berikut ini merupakan panduan umum untuk mengurutkan tingkat bahaya bahan kimia dalam kaitan dengan penyimpanannya.

Bahan Radioaktif > Bahan Piroforik > Bahan Eksplosif > Cairan Flammable > Asam/basa Korosif > Bahan Reaktif terhadap Air > Padatan Flammable > Bahan Oksidator > Bahan Combustible > Bahan Toksik > Bahan yang tidak memerlukan pemisahan secara khusus
 
 







Wadah bahan kimia dan lokasi penyimpanan harus diberi label yang jelas. Label wadah harus mencantumkan nama bahan, tingkat bahaya, tanggal diterima dan dipakai. Alangkah baiknya jika tempat penyimpanan masing-masing kelompok bahan tersebut diberi label dengan warna berbeda. Misalnya warna merah untuk bahan flammable, kuning untuk bahan oksidator, biru untuk bahan toksik, putih untuk bahan korosif, dan hijau untuk bahan yang bahayanya rendah.
                                   
             
              label bahan flammable                 label bahan oksidator

             
               label bahan toksik                       label bahan korosif

                                      

Sebaiknya bahan kimia ditempatkan pada fasilitas penyimpanan secara tertutup seperti dalam cabinet, loker, dsb. Tempat penyimpanan harus bersih, kering dan jauh dari sumber panas atau kena sengatan sinar matahari. Di samping itu tempat penyimpanan harus dilengkapi dengan ventilasi yang menuju ruang asap atau ke luar ruangan. Bahan kimia cair yang berbahaya harus disimpan pula dalam wadah sekunder seperti baki plastik untuk mencegah timbulnya kecelakaan akibat bocor atau pecah. Wadah sekunder yang diperlukan harus didasarkan atas ukuran wadah yang langsung diisi bahan kimia, tidak atas dasar volume bahan cair yang ada dalam wadahnya. Ukuran wadah bahan primer yang perlu disediakan wadah sekundernya yaitu :
1.        Cairan radioaktif ketika wadah berukuran    ³ 250 mL
2.        Semua cairan berbahaya lain untuk wadah ³ 2,5 L
Secara  umum pengelompokkan  bahan berbahaya yang memerlukan wadah sekunder adlah :
1.      Cairan flammable dan combustible serta pelarut terhalogenasi misalnya alkohol, eter, trikloroetan, perkloroetan dsb.
2.      Asam-asam mineral pekat misalnya asam nitrat, asam klorida, asam sulfat, asam florida, asam fosfat dsb.
3.      Basa-basa pekat misalnya amonium hidroksida, natrium hidroksida, dan kalium hidroksida.
4.       Bahan radioaktif
Bahan kimia kadaluarsa, bahan kimia yang tidak diperlukan, dan bahan kimia yang rusak harus dibuang melalui unit pengelolaan limbah. Ingat bahwa biaya pembuangan bahan kimia akan meningkat jika ditunggu sampai waktu cukup lama, oleh karena itu limbah kimia harus dibersihkan setiap saat.
Inventarisasi harus dilakukan terhadap bahan kimia yang ada di laboratorium. Perbaharui label-label yang rusak secara secara periodik. Inventarisasi harus melibatkan nama bahan, rumus, jumlah, kualitas, lokasi penyimpanan, dan tanggal penerimaan, nama industri, bahaya terhadap kesehatan, bahaya fisik, lama dan pendeknya bahaya terhadap kesehatan.
Tabel  Klasifikasi Penyimpanan Bahan Kimia

Bahan Kimia
Tidak Boleh Bercampur dengan
Asam asetat
CH3COOH
Asam kromat,  H2Cr2O4;  Asam nitrat, HNO3;
Senyawa hidroksil, -OH; Etilen glikol, C2H6O2;
Asam perklorat, HClO4; Peroksida, H2O2, Na2O2;
Permanganat, KMnO4
Aseton
CH3COCH3
Campuran asam nitrat dan asam sulfat pekat, (HNO3 pkt + H2SO4 pkt); Basa kuat, NaOH, KOH
Asetilen
C2H2
Flor, F2;  Klor, Cl2; Brom, Br2; Tembaga, Cu; Perak, Ag; Raksa, Hg
Logam alkali
Li, Na, K
Air, H2O; Karbon tetraklorida, CCl4; Hidrokarbon terklorinasi, CH3Cl; Karbon dioksida, CO2; halogen, F2, Cl2, Br2, I2
Amonia anhidros,
NH3
Raksa, Hg; Kalsium, Ca; Klor, Cl2; Brom, Br2; Iod, I2; Asam florifa, HF; Hipoklorit, HClO, Ca(ClO)2
Amonium nitrat,
NH4NO3
Asam;  serbuk logam; cairan dapat terbakar; Klorat,  ClO3- ; Nitrit, NO2-; belerang, S8; serbuk organik; bahan dapat terbakar
Anilin
C6H5NH2
Asam nitrat, HNO3;           
Hidrogen proksida, H2O2
Bahan arsenat, AsO3-
Bahan reduktor
Azida, N3-
Asam
Brom, Br2
Amonia, NH3; Asetilen, C2H2; butadiena, C4H6; butana, C4H10; metana, CH4; propana, C3H8 (    atau gas minyak bumi), hidrogen, H2; Natrium karbida, NaC; terpentin; benzen, C6H6; serbuk logam
Kalsium oksida, CaO
Air, H2O
Karbon aktif, C
Kalsium hipoklorit, Ca(ClO)2; Semua oksidator
Karbon tetraklorida, CCl4
Natrium, Na
Klorat, ClO3-
Garam amonium; asam; Serbuk logam; Belerang, S8; Bahan organik serbuk; Bahan dapat terbakar
Asam kromat, H2Cr2O4; Krom trioksida, Cr2O3
Asam asetat, CH3COOH; Naftalen, C10H8; Kamper, C10H16O; gliserol, HOCH2CH(OH)CH2OH; Gliserin; terpentin; alkohol; cairan mudah terbakar
Klor, Cl2
Ammonia, acetylene, butadiene, butane, methane, propane (or other petroleum gases), hydrogen, sodium carbide, turpentine, benzene, finely divided metals
Klor dioksida, ClO2 
Ammonia, metana, fosfin, Asam sulfide
Tembaga
Asetilen, hidrogen peroksida
Cumene  hidroperoksida
Asam, organik atau anorganik
Sianida
Asam
Cairan dapat terbakar 
Amonium nitrat, Asam kromat, hidrogen peroksida, Asam nitrat, Natrium peroksida, halogen
Hidrokarbon
Flor, klor, brom, ASam kromat, Natrium peroksida
Asam sianat 
Asam nitrat, Basa
Asam florida 
Ammonia, aqueous or anhydrous
Hidrogen peroksida
Tembaga, Krom, Besi, Kebanyakan logam atau garamnya, Alkohol, Aseton, bahan organik, Anilin, Nitrometan, Cairan dapat terbakar
Asam sulfide
Asam nitrat berasap, Asam lain, Gas oksidator, Asetilen, Amonia (berair atau anhidros), Hidrogen
Hipoklorit
Asam, Karbon aktif
Iod
Asetilen, Amonia (berair atau anhidros), Hidrogen
Raksa
Asetilen, Asam fulmanat, Amonia
Nitrat
Asam sulfat
Asam nitrat (pekat)

Asam asetat, Anilin, Asam kromat, Asam sianat, Asam sulfida, Cairan dapat terbakar,   Gas dapat terbakar, Tembaga, Kuningan, Logam berat
Nitrit
Asam
Nitroparafin
Basa anorganik, Amina
Asam oksalat 
Perak,  Raksa
Oksigen 
Oli, Lemak, hidrogen; Cairan, padatan, dan Gas dapat terbakar
Asam perklorat 
Asetat  anhidrid, Bismut  dan aliasinya, Alkohol, Kertas, Kayu, Lemak dan oli
Peroksida, organic
Asam (organik atau mineral), Hindari gesekan, Simpan di tempat dingin
Fosfor (putih) 
Udara, Oksigen, Basa, Bahan reduktor
Kalium
Karbon tetraklorida, Karbon dioksida, Air
Kalium klorat dan Perklorat 
Asam sulfat dan asam lain
Kalium permanganat 
Gliserin, Etilen glikol, Benzaldehid, Asam sulfat
Selenida
 Bahan reduktor
Perak
Asetilen, Asam oksalat, Asam tartrat, Senyawa amonium, Asam fulmanat
Natrium
Karbon tetraklorida, Karbon dioksida, Air
Natrium Nitrit
Amonium nitrat dan Garam amonium lain
Natrium peroksida
Etil atau metil alkohol, Asam asetat glacial, Asetat anhidrida, Benzaldehid, Karbon disulfida, Gliserin, Etilen glikol, Etil asetat, Metil asetat, furfural
Sulfida
Asam
Asam sulfat  
Kalium klorat, Kalium perklorat, kalium permanganat (atau senyawa dari logam ringan seperti natrium, litium, dll.)
Telurida
Bahan reduktor
(From Manufacturing Chemists' Association, Guide for Safety in the Chemical Laboratory, pp. 215-217, Van Nostrand Reinhold

MENGEVALUASI KEAMANAN DAN KESELAMATAN LABORATORIUM
 Beberapa hal yang menyangkut keamanan laboratorium adalah tersedianya ventilasi/blower, unit pengelolaan limbah, bak cuci dan saluran yang aman. Pintu masuk atau keluar hendaknya luas dan mengarah keluar sehingga dalam situasi darurat orang dapat lari tanpa adanya hambatan. Laboratorium juga harus dilengkapi dengan alat keamanan seperti pemadam api, alat pelindung diri, alat listrik yang aman, detector, shower, kotak P3K, serta peralatan khusus lainnya. Untuk menghindari terjadinya kecelakaan yang membahayakan keselamatan kerja, para pekerja laboratorium perlu mengetahui sumber-sumber bahaya di laboratorium, symbol-simbol bahan kimia berbahaya, dan kegiatan laboratorium yang dapat menimbulkan kecelakaan.
Laboratorium sains di persekolahan, tentu akan memiliki kelengkapan yang berbeda apabila dibandingkan dengan   laboratorium di industri ataupun lembaga penelitian. Perbedaan tersebut sangat rasional karena ketiga lembaga tersebut mempunyai misi yang berbeda. Namun apabila ditinjau dari sudut pengadministrasian  ketiganya memiliki    komponen yang mirip yaitu adanya :
1.                                                     Bangunan/Ruangan laboratorium
2.                                                     Fasilitas umum laboratorium
3.                                                     Peralatan dan bahan
4.                                                     Ketenagaan laboratorium
5.                                                     Kegiatan laboratorium
Tugas pengadministrasian adalah merekam/menginventarisir komponen-komponen laboratorium tersebut. Adapun alat/instrumen yang digunakan untuk merekam komponen laboratorium  tersebut dalam Buku ini dinamakan format administrasi laboratorium.
Dalam pembahasan pengadministrasian selanjutnya akan digunakan istilah barang untuk menyatakan benda yang merupakan fasilitas umum lab dan akan digunakan istilah zat untuk menyatakan bahan kimia. Pengadministrasian laboratorium seringkali dilakukan secara manual dengan menggunakan berbagai format yang dinyatakan di atas.  Mengingat Jumlah barang, alat dan zat yang ada di lab cukup banyak, maka pengerjaan pengadministrasian harus dilakukan dengan menggunakan program aplikasi komputer. Biasanya ada software khusus yang dapat digunakan untuk menangani sistem pengadministrasian lab. Ruangan-ruangan laboratorium yang hendaknya diadministrasikan di antaranya adalah :
·         Ruangan praktikum
·         Ruangan persiapan
·         Ruangan alat / gudang alat
·         Ruangan zat / gudang zat
·         Ruangan timbang
·         Ruangan instrumen
·         Ruangan komputasi
·         Ruangan staf (pengelola lab)
·         Ruangan bengkel mekanik / logam
·         Ruangan pengerjaan gelas
·         WC., dsb.
Setiap laboratorium harus memiliki denah yang menggambarkan keadaan macam ruangan yang ada, jaringan listrik, jaringan air, dan jaringan gas. Ruangan-ruangan tersebut di atas harus tercatat namanya, ukuran, dan kapitasnya dalam Format A. Untuk keperluan pengembangan laboratorium, rambu-rambu tentang beberapa ukuran ruangan adalah sebagai berikut :
·         Ruangan praktikum                     :  + 2,5 m2/orang
·         Ruangan persiapan                      :   + 20 % dari R.praktikum
·         Ruangan alat / gudang alat         :   +  20% dari R.praktikum
·         Ruangan zat / gudang zat           :   + 20% dari R.praktikum
·         Ruangan timbang                        : + 5-20% dari R.praktikum
·         Ruangan instrumen                     :  +15% dari R.praktikum
·         Ruangan komputasi                    :  +15% dari R.praktikum
·         Ruangan staf (pengelola lab)      :  +20% dari R.Praktikum
·         Ruangan bengkel mekanik /logam: +20 % dari R.praktikum
·          Ruangan pengerjaan gelas           :  +20% dari R.praktikum
·          WC., dsb.                                    :  +20% dari R.praktikum

Menyiapkan laboratorium yang selamat dan aman dimulai dengan evaluasi menyeluruh terhadap praktek manajemen bahan kimia dan fasilitas fisik tempat penyimpanan dan penggunaan bahan kimia. Dengan melakukan ini akan diperoleh informasi penting untuk mengelola laboratorium dan untuk memprioritaskan upaya untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan.
Aspek pengoperasian laboratorium berikut harus diperiksa secara teratur:
1. Kebersihan dan kerapian laboratorium
2. Peralatan dan perencanaan keadaan darurat
3. Tanda, label, rencana, dan pemasangan
4. Penyimpanan bahan kimia dan limbah
5. Gas dan kriogenika mampat
6. Sistem tekanan dan vakum
7. Tudung dan ventilasi kimia
8. Rencana keamanan yang ada
9. Pelatihan dan kesadaran pegawai laboratorium.









BABIII.
PENUTUP

             Pengelolaan merupakan proses pendayagunaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya. Salah satu kunci keberhasilan laboratorium ditentukan oleh strategi pengelolaan perangkat-perangkat secara optimum yaitu perencanaan, penataan, pengadministrasian/inventarisasi, serta pengamanan,perawatan dan pengawasan.
Agar siswa dapat menggunakan laboratorium secara optimal, maka kondisi laboratorium juga perlu diupayakan tetap bersih dan nyaman. Kondisi laboratorium yang baik memiliki beberapa syarat, diantaranya: ada tidaknya organisasi dan administrasi laboratorium,kelengkapan ruangan, kelengkapan perabot, penataan alat dan bahan,kebersihan dan kerapian serta keselamatan kerja laboratorium.Untuk itulah pemahaman tentang pengelolaan laboratorium sangat penting untuk dimilki oleh pihak-pihak yang terkait dengan laboratorium, baik secara langsung maupun tidak. Pada bab berikut akan dibahas tentang strategi pengelolaan laboratorium.
Hal yang harus menjadi perhatian di dalam penyimpanan dan penataan bahan kimia diantaranya meliputi aspek pemisahan (segregation), tingkat resiko bahaya (multiple hazards), pelabelan (labeling), fasilitas penyimpanan (storage facilities),  wadah sekunder (secondary containment), bahan kadaluarsa (outdate chemicals), inventarisasi (inventory), dan informasi resiko bahaya (hazard information).
            Mengatur dan memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan penangannya bila terjadi kecelakaan.





DAFTAR PUSTAKA

Budimarwanti, C., Pengelolaan Alat dan Bahan di laboratorium Kimia,http://staff.uny.ac.id/sites/            default/files/tmp.pdf. (Diakses tanggal 5 Agustus 2012).

Kadarohman, A., (2007), Manajemen Laboratorium IPA,DEPAG RI; Jakarta.            
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/196305091987031-R._Asep_Kadarohman/Manajemen_Laboratorium_Ipa_Depag.Pdf. ( Diakses              Tanggal 2 Agustus 2012).

Muchtaridi, Keselamatan kerja di laboratorium Jurusan Farmasi FMIPA UNPAD 
http://www.kes          elamatankerjalaboratorium,pdf.

Situmorang, M., (2012), Bahan Kuliah Pengelolaan Laboratorium, PPS Unimed, Medan.

The National Academies, Keselamatan dan keamanan  laboratorium kimia, National Research          Council, 
http://dels.nas.edu/resources/static-assets/bcst/miscellaneous/Quick-Guide-         Indonesian.pdf. (Diakses tanggal 2 Agustus 2012).