[Enter Post Title
Here]
STANDAR
PENGELOLAAN LABORATORIUM KIMIA MEMENUHI STANDAR KESELAMATAN DAN KEAMANAN
BAB
I
PENDAHULUAN
Laboratorium kimia merupakan sarana penting untuk
pendidikan, penelitian, pelayanan, serta uji mutu atau quality control. Berbagai jenis laboratorium kimia
telah banyak dimiliki oleh sekolah lanjutan atas (SMA dan SMK), perguruan
tinggi, industri dan jasa serta lembaga penelitian dan pengembangan. Karena
perbedaan fungsi dan kegunaannya, dengan sendirinya berbeda pula dalam desain,
fasilitas, teknik, dan penggunaan bahan. Walaupun demikian, apabila ditinjau
dari aspek keselamatan kerja, laboratorium-laboratorium kimia mempunyai bahaya
dasar yang sama sebagai akibat penggunaan bahan kimia dan teknik di dalamnya.
Pengelolaan
Laboratorium selama ini di berbagai sekolah belum dapat dilakukan sebagaimana
mestinya. Bahkan terkesan ruang laboratorium yang dibangun tidak berfungsi.
Banyak faktor-faktor yang menyebabkan bergesernya laboratorium manjadi ruang
kelas ataupun gudang. Faktor – faktor tersebut antara lain : a) Kurangnya
kemampuan dalam mengelola laboratorium sekolah. b) Kurangnya pemahaman terhadap
makna dan fungsi laboratorium sekolah serta implikasinya bagi pengembangan dan
perbaikan sistem pembelajaran IPA. c) Adanya anggapan bahwa keberadaan
laboratorium sekolah menjadi beban dan membebani sekolah sehingga jarang
dimanfaatkan sebagai mana mestinya.(Novianti.N, 2011)
Hal
ini juga ditekankan oleh PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan Pasal 42 ayat (2) serta Pasal 43 ayat (1) dan ayat (2) bahwa setiap
sekolah diwajibkan memiliki prasarana Laboratorium. Dan sesuai Lampiran
Permendiknas 24 Tahun 2007 menyatakan bahwa sarana dan prasarana laboratorium
harus memiliki rasio minimum yaitu meliputi (1) bangunan/ ruang laboratorium,
(2) perabot, (3) peralatan pendidikan,(4) alat dan bahan percobaan, (5) media
pendidikan, (6) bahan habis pakai, (7) dan bahan lainnya.(Lubis,dkk. 2012).
BAN II
ISI
1. LABORATORIUM DAN PERLENGKAPANNYA
1.1 Laboratorium
Laboratorium ialah suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan
dilakukan. Bentuknya boleh ruang
tertutup (kamar) dan boleh ruang terbuka (kebun).
Ruang penunjang kegiatan dalam
melakukan pembelajaran terdiri dari : ruang persiapan, ruang penyimpanan (gudang), ruang
gelap, ruang timbang, dan kebun sekolah atau rumah kaca.
Perlengkapan laboratorium antara
lain :
a. Perabot yaitu meja, kursi, lemari,
rak.
b. Alat peraga pendidikan yaitu :
instrumen, bagan, model bahan kimia,slide dll
c. Perkakas yaitu obeng, tang, kikir,
gergaji
d. Kotak P3K
beserta isinya
e. Alat pemadam kebakaran
f. Alat pembersih
g. Kumpulan buku
yaitu katalog, buku petunjuk dll
1.2 Tata Letak Laboratorium.
a. Lokasi dan ukuran: tidak terletak di arah angin,yaitu untuk menghindari polusi terhadap kamar
lain.
b. Mempunyai jarak cukup jauh terhadap
sumber air, untuk menghidari pencemaran air.
c. Mempunyai saluran pembuangan
tersendiri untuk menghindari pencemaran penduduk.
d. Mempunyai jarak
cukup jauh terhadap bangunan lain untuk memberikan ventilasi yang cukup dan
penerangan alami yang optimum.
e. Terletak pada
bagian yang mudah dikontrol
1.3 Luas Ukuran
Laboratorium
Untuk 40 orang siswa ukuran laboratorium yang baik :
lebar 8-9 meter dan panjang 11-12 meter
atau untuk setiap siswa digunakan lebih kurang 2,5 m2 .
1.4 Perlengkapan Laboratorium
Perlengkapan laboratorium minimal adalah
: meja demonstrasi, meja praktikum siswa,
lemari biasa, lemari gantung, laci meja, bak suci, rak, panggung, papan tulis,
lemari asap, listrik PLN atau generator ,air dan gas.
2. SUMBER-SUMBER KERUSAKAN ALAT
DAN BAHAN KIMIA
Sumber-sumber kerusakan yang disebabkan keberadaan alat
–alat dan bahan-bahan kimia di dalam lingkungannya dapat digolongkan menjadi
tujuh golongan, yaitu sebagai berikut:
1. Udara
Udara mengandung oksigen dan uap air. Kelembaban udara yang tinggi
dapat membuat alat-alat besi menjadi berkarat.. Maka dianjurkan menghindarkan
alat-alat tersebut bersentuhan dengan udara.
2. Cairan: air, asam, basa, cairan
lainnya
Usahakan semua alat maupun bahan kimia dalam keadaan kering.
Cairan yang bersifat asam mempunyai daya merusak lebih hebat dari air. Cara
yang paling baik adalah dengan mengisolir asam itu sendiri, misalnya
menempatkan botol asam yang tertutup rapat dan ditempatkan dalam lemari khusus,
atau di lemari asam.
3. Panas/temperatur
Panas yang tinggi menyebabkan alat-alat memuai, tetapi
kadang-kadang pemuaian tidak teratur sehingga bentuk alat-alat akan berubah
sehingga fungsi alat-alat akan berubah.Pengaruh temperatur akan menyebabkan
reaksi atau perubahan kimia terjadi, dan juga mempercepat reaksi.
4. Mekanik
Bahan-bahan kimia yang harus dahindarkan dari benturan
maupun tekanan yang besar adalah bahan kimia yang mudah meledak, seperti
ammonium nitrat, nitrogliserin, trinitrotoluene (TNT).
5. Sinar
Sinar, terutama sinar ultra violet (UV) sangat mempengaruhi
bahan-bahan kimia. Sebagai contoh larutan kalium permanganat, apabila terkena
sinar UV akan mengalami reduksi, sehingga akan merubah sifat larutan itu.
6. Api
Api/kebakaran dapat terjadi bila tiga komponen berada
bersama-sama pada suatu saat,dikenal dengan “segitiga api” Ketiga komponen itu
ialah:
a. Adanya bahan bakar
b. Adanya panas yang cukup tinggi
c. Adanya oksigen
7. Sifat bahan kimia itu sendiri
Bahan-bahan kimia mempunyai sifat khasnya masing-masing.
Misalnya asam sangat mudah bereaksi dengan basa.
3. PEMELIHARAAN DAN PENYIMPANAN
ALAT LABORATORIUM
Dalam
pemeliharaan alat perlu diketahui sifat-sifat dasar alat, antara lain:
1. Zat atau bahan dasar pembuatan.
Bahan dasar alat harus diketahui agar penyimpanan dan
penggunaannya dapat dikontrol. Misalnya alat gelas yang akan dipakai untuk
pemanasan harus dipilih dari bahan yang tahan panas.
2. Berat alat.
Di laboratorium terdapat alat yang ringan, ada yang berat.
Untuk alat-alat berat jangan disimpan di tempat yang tinggi, sehingga sewaktu
mau menyimpan atau mengambil tidak sulit diangkat atau dipindahkan.
3. Kepekaan alat terhadap pengaruh
lingkungan.
Berbagai alat yang peka terhadap lingkungan, misalnya
terhadap kelembaban, di daerah yang dingin atau di daerah yang lembab penyimpanan
alat harus hati-hati, karena pada daerah lembab bila alat disimpan dalam lemari
kemungkinan besar akan ditumbuhi jamur.
4. Pengaruh bahan kimia.
Dalam laboratorium terdapat zat-zat kimia. Beberapa zat
kimia terutama yang korosif dapat mempengaruhi atau merusak alat. Oleh karena
itu zat-zat kimia harus disimpan berjauhan dari alat-alat, terutama alat-alat
yang terbuat dari logam.
5. Pengaruh alat yang satu dengan
yang lain.
Dalam penyimpanan alat perlu diperhatikan bahwa alat yang
terbuat dari logam harus dipisahkan dari alat yang terbuat dari gelas. Beberapa
alat yang diset dan terdiri dari alat logam dan kaca, misalnya Respirator
Ganong, Kalorimeter. Selain alat itu sendiri, dibutuhkan standarnya.
6. Nilai/harga dari alat
Nilai atau harga alat harus diketahui oleh petugas
laboratorium, atau setidaknya petugas laboratorium harus dapat menilai mana
barang yang mahal, dan mana barang yang murah.
7. Bentuk dalam set
Jenis alat dalam bentuk set misalnya set electromagnet,
semimicroapparatus.
Untuk menjaga keawetan alat, bila telah selesai digunakan hendaknya disusun
kembali pada tempat semula dengan susunan aturan yang telah ditentukan.
BAB III
KESIMPULAN
Laboraorium
kimia harus merupakan tempat yang aman bagi para penggunanya. Dalam hal ini seorang
laboran memegang peranan penting dalam menciptakan suatu laboratorium yang
aman. Dengan pengetahuan yang cukup tentang sifat-sifat bahan kimia yang ada di
laboratorium seorang laboran dapat mengetahui bagaimana cara menangani bahan
kimia tersebut, termasuk bagaimana cara menyimpan dengan baik dan aman. Memang
bukan hanya faktor bahan kimia yang menyebabkan keadaan tidak aman, faktor lain
seperti ventilasi ruangan, almari asam, atau sistem pengaman gas tidak bekerja
dengan baik keadaan akan menjadi lebih tidak aman. Pengetahuan tentang kegunaan
alat, perawatan dan pemeliharaan alat juga penting untuk menjaga keawetan alat.
Memang diperlukan suatu kerjasama dari berbagai pihak, baik dari para
(maha)siswa, guru, dosen sebagai pengawas. Dalam melakukan praktikum
(maha)siswa juga dituntut untuk berhati-hati, tidak menganggap remeh setiap
kemungkinan bahaya yang ditimbulkan. Peran guru/dosen sebagai pengawas juga
penting. Prosedur dan cara kerja perlu diberikan secara jelas dan sempurna
sebelum dikerjakan oleh para (maha)siswa dan laboran. Dengan kerjasama yang
sinergis dari berbagai pihak maka akan tercipta laboratorium kimia yang aman
dan nyaman bagi semua orang yang menggunakannya.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Chairil, dkk. (1996). Pengantar Praktikum Kimia
Organik. Jakarta:
Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan, DIKTI.
Djupri Padmawinata, Habiburrahman, Rangke L. Tobing, arosa
Purwadi, S. Dirjosoemarto,
Iswojo
PIA. 1983. Pengelolaan
Laboratorium IPA.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, DIKTI.
Lubis, F., (2012). Analisis Pelaksanaan Praktikum
Dan Pengelolaan Laboratorium Kimia Sekolah Menengah Atas Di Kabupaten
Mandailing Natal. Tesis. Medan.
Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Di Akses Tanggal 16 Mei 2013.
Novianti, N.,
(2011). Kontribusi Pengelolaan Laboratorium Dan Motivasi Belajar Siwa Terhadap
Efektivitas Proses Pembelajaran. Tesis
Edisis Khusus No.1., Kuningan. Jawa Barat. Di Akses Tanggal 15 November
2011.
Soemanto Imamkhasani. 1990. Keselamatan Kerja dalam
Laboratorium Kimia.
Jakarta:
Penerbit PT. Gramedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar