ppt jurnal pbl

Selasa, 29 Oktober 2013

[Enter Post Title Here]



STANDAR PENGELOLAAN LABORATORIUM KIMIA MEMENUHI STANDAR KESELAMATAN DAN KEAMANAN
BAB I
PENDAHULUAN

Laboratorium kimia merupakan sarana penting untuk pendidikan, penelitian, pelayanan, serta uji mutu atau quality control. Berbagai jenis laboratorium kimia telah banyak dimiliki oleh sekolah lanjutan atas (SMA dan SMK), perguruan tinggi, industri dan jasa serta lembaga penelitian dan pengembangan. Karena perbedaan fungsi dan kegunaannya, dengan sendirinya berbeda pula dalam desain, fasilitas, teknik, dan penggunaan bahan. Walaupun demikian, apabila ditinjau dari aspek keselamatan kerja, laboratorium-laboratorium kimia mempunyai bahaya dasar yang sama sebagai akibat penggunaan bahan kimia dan teknik di dalamnya.
Pengelolaan Laboratorium selama ini di berbagai sekolah belum dapat dilakukan sebagaimana mestinya. Bahkan terkesan ruang laboratorium yang dibangun tidak berfungsi. Banyak faktor-faktor yang menyebabkan bergesernya laboratorium manjadi ruang kelas ataupun gudang. Faktor – faktor tersebut antara lain : a) Kurangnya kemampuan dalam mengelola laboratorium sekolah. b) Kurangnya pemahaman terhadap makna dan fungsi laboratorium sekolah serta implikasinya bagi pengembangan dan perbaikan sistem pembelajaran IPA. c) Adanya anggapan bahwa keberadaan laboratorium sekolah menjadi beban dan membebani sekolah sehingga jarang dimanfaatkan sebagai mana mestinya.(Novianti.N, 2011)
Hal ini juga ditekankan oleh PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 42 ayat (2) serta Pasal 43 ayat (1) dan ayat (2) bahwa setiap sekolah diwajibkan memiliki prasarana Laboratorium. Dan sesuai Lampiran Permendiknas 24 Tahun 2007 menyatakan bahwa sarana dan prasarana laboratorium harus memiliki rasio minimum yaitu meliputi (1) bangunan/ ruang laboratorium, (2) perabot, (3) peralatan pendidikan,(4) alat dan bahan percobaan, (5) media pendidikan, (6) bahan habis pakai, (7) dan bahan lainnya.(Lubis,dkk. 2012).



BAN II
ISI
1.      LABORATORIUM DAN PERLENGKAPANNYA
1.1  Laboratorium
 Laboratorium  ialah  suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan.   Bentuknya boleh ruang tertutup (kamar) dan boleh ruang terbuka (kebun).
Ruang penunjang kegiatan dalam melakukan pembelajaran terdiri dari : ruang persiapan,    ruang penyimpanan (gudang), ruang  gelap, ruang timbang, dan kebun sekolah atau rumah kaca.
Perlengkapan laboratorium antara lain :
a.  Perabot yaitu meja, kursi, lemari, rak.
b.  Alat peraga pendidikan yaitu : instrumen, bagan, model bahan kimia,slide dll
c.  Perkakas yaitu obeng, tang, kikir, gergaji
d.  Kotak P3K beserta isinya
e.  Alat pemadam kebakaran
f.  Alat pembersih
g.  Kumpulan buku yaitu katalog, buku petunjuk dll
1.2  Tata Letak Laboratorium.
 a.  Lokasi dan ukuran: tidak terletak di arah angin,yaitu untuk menghindari polusi terhadap kamar lain.
 b.  Mempunyai jarak cukup jauh terhadap sumber air, untuk menghidari pencemaran air.
 c.  Mempunyai saluran pembuangan tersendiri untuk menghindari pencemaran penduduk.
d.  Mempunyai jarak cukup jauh terhadap bangunan lain untuk memberikan ventilasi yang                     cukup dan penerangan alami yang optimum.
e.  Terletak pada bagian yang mudah dikontrol
1.3  Luas Ukuran Laboratorium
 Untuk  40 orang siswa ukuran laboratorium yang baik : lebar 8-9 meter dan panjang  11-12 meter atau untuk setiap siswa digunakan lebih kurang 2,5 m2
1.4  Perlengkapan Laboratorium
 Perlengkapan laboratorium minimal  adalah : meja demonstrasi, meja praktikum   siswa, lemari biasa, lemari gantung, laci meja, bak suci, rak, panggung, papan tulis, lemari asap, listrik PLN atau generator ,air dan gas. 

2.      SUMBER-SUMBER KERUSAKAN ALAT DAN BAHAN KIMIA
Sumber-sumber kerusakan yang disebabkan keberadaan alat –alat dan bahan-bahan kimia di dalam lingkungannya dapat digolongkan menjadi tujuh golongan, yaitu sebagai berikut:
1. Udara
Udara mengandung oksigen dan uap air. Kelembaban udara yang tinggi dapat membuat alat-alat besi menjadi berkarat.. Maka dianjurkan menghindarkan alat-alat tersebut bersentuhan dengan udara.
2. Cairan: air, asam, basa, cairan lainnya
Usahakan semua alat maupun bahan kimia dalam keadaan kering. Cairan yang bersifat asam mempunyai daya merusak lebih hebat dari air. Cara yang paling baik adalah dengan mengisolir asam itu sendiri, misalnya menempatkan botol asam yang tertutup rapat dan ditempatkan dalam lemari khusus, atau di lemari asam.
3. Panas/temperatur
Panas yang tinggi menyebabkan alat-alat memuai, tetapi kadang-kadang pemuaian tidak teratur sehingga bentuk alat-alat akan berubah sehingga fungsi alat-alat akan berubah.Pengaruh temperatur akan menyebabkan reaksi atau perubahan kimia terjadi, dan juga mempercepat reaksi.
4. Mekanik
Bahan-bahan kimia yang harus dahindarkan dari benturan maupun tekanan yang besar adalah bahan kimia yang mudah meledak, seperti ammonium nitrat, nitrogliserin, trinitrotoluene (TNT).
5. Sinar
Sinar, terutama sinar ultra violet (UV) sangat mempengaruhi bahan-bahan kimia. Sebagai contoh larutan kalium permanganat, apabila terkena sinar UV akan mengalami reduksi, sehingga akan merubah sifat larutan itu.
6. Api
Api/kebakaran dapat terjadi bila tiga komponen berada bersama-sama pada suatu saat,dikenal dengan “segitiga api” Ketiga komponen itu ialah:
a. Adanya bahan bakar
b. Adanya panas yang cukup tinggi
c. Adanya oksigen
7. Sifat bahan kimia itu sendiri
Bahan-bahan kimia mempunyai sifat khasnya masing-masing. Misalnya asam sangat mudah bereaksi dengan basa.

3.      PEMELIHARAAN DAN PENYIMPANAN ALAT LABORATORIUM
Dalam pemeliharaan alat perlu diketahui sifat-sifat dasar alat, antara lain:      
1. Zat atau bahan dasar pembuatan.
Bahan dasar alat harus diketahui agar penyimpanan dan penggunaannya dapat dikontrol. Misalnya alat gelas yang akan dipakai untuk pemanasan harus dipilih dari bahan yang tahan panas.
2. Berat alat.
Di laboratorium terdapat alat yang ringan, ada yang berat. Untuk alat-alat berat jangan disimpan di tempat yang tinggi, sehingga sewaktu mau menyimpan atau mengambil tidak sulit diangkat atau dipindahkan.
3. Kepekaan alat terhadap pengaruh lingkungan.
Berbagai alat yang peka terhadap lingkungan, misalnya terhadap kelembaban, di daerah yang dingin atau di daerah yang lembab penyimpanan alat harus hati-hati, karena pada daerah lembab bila alat disimpan dalam lemari kemungkinan besar akan ditumbuhi jamur.
4. Pengaruh bahan kimia.
Dalam laboratorium terdapat zat-zat kimia. Beberapa zat kimia terutama yang korosif dapat mempengaruhi atau merusak alat. Oleh karena itu zat-zat kimia harus disimpan berjauhan dari alat-alat, terutama alat-alat yang terbuat dari logam.
5. Pengaruh alat yang satu dengan yang lain.
Dalam penyimpanan alat perlu diperhatikan bahwa alat yang terbuat dari logam harus dipisahkan dari alat yang terbuat dari gelas. Beberapa alat yang diset dan terdiri dari alat logam dan kaca, misalnya Respirator Ganong, Kalorimeter. Selain alat itu sendiri, dibutuhkan standarnya.
6. Nilai/harga dari alat
Nilai atau harga alat harus diketahui oleh petugas laboratorium, atau setidaknya petugas laboratorium harus dapat menilai mana barang yang mahal, dan mana barang yang murah.
7. Bentuk dalam set
Jenis alat dalam bentuk set misalnya set electromagnet, semimicroapparatus. Untuk menjaga keawetan alat, bila telah selesai digunakan hendaknya disusun kembali pada tempat semula dengan susunan aturan yang telah ditentukan.



BAB III
KESIMPULAN

Laboraorium kimia harus merupakan tempat yang aman bagi para penggunanya. Dalam hal ini seorang laboran memegang peranan penting dalam menciptakan suatu laboratorium yang aman. Dengan pengetahuan yang cukup tentang sifat-sifat bahan kimia yang ada di laboratorium seorang laboran dapat mengetahui bagaimana cara menangani bahan kimia tersebut, termasuk bagaimana cara menyimpan dengan baik dan aman. Memang bukan hanya faktor bahan kimia yang menyebabkan keadaan tidak aman, faktor lain seperti ventilasi ruangan, almari asam, atau sistem pengaman gas tidak bekerja dengan baik keadaan akan menjadi lebih tidak aman. Pengetahuan tentang kegunaan alat, perawatan dan pemeliharaan alat juga penting untuk menjaga keawetan alat. Memang diperlukan suatu kerjasama dari berbagai pihak, baik dari para (maha)siswa, guru, dosen sebagai pengawas. Dalam melakukan praktikum (maha)siswa juga dituntut untuk berhati-hati, tidak menganggap remeh setiap kemungkinan bahaya yang ditimbulkan. Peran guru/dosen sebagai pengawas juga penting. Prosedur dan cara kerja perlu diberikan secara jelas dan sempurna sebelum dikerjakan oleh para (maha)siswa dan laboran. Dengan kerjasama yang sinergis dari berbagai pihak maka akan tercipta laboratorium kimia yang aman dan nyaman bagi semua orang yang menggunakannya.
















DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Chairil, dkk. (1996). Pengantar Praktikum Kimia Organik. Jakarta: Departemen
                 Pendidikan Dan Kebudayaan, DIKTI.
Djupri Padmawinata, Habiburrahman, Rangke L. Tobing, arosa Purwadi, S. Dirjosoemarto,      
                 Iswojo PIA. 1983. Pengelolaan Laboratorium IPA. Jakarta: Departemen Pendidikan dan  
                Kebudayaan, DIKTI.
Lubis,  F., (2012). Analisis Pelaksanaan Praktikum Dan Pengelolaan Laboratorium Kimia Sekolah Menengah Atas Di Kabupaten Mandailing Natal. Tesis. Medan. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Di Akses Tanggal 16 Mei 2013.
Novianti, N., (2011). Kontribusi Pengelolaan Laboratorium Dan Motivasi Belajar Siwa Terhadap Efektivitas Proses Pembelajaran. Tesis Edisis Khusus No.1., Kuningan. Jawa Barat. Di Akses Tanggal 15 November 2011.    
Soemanto Imamkhasani. 1990. Keselamatan Kerja dalam Laboratorium Kimia. Jakarta:
                Penerbit PT. Gramedia



Tidak ada komentar:

Posting Komentar