ppt jurnal pbl

Sabtu, 23 November 2013

FILSAFAT ILMU

TUGAS FILSAFAT ILMU

NAMA            : ERNI JULIANI SIREGAR
NIM                : 8126-141-005 
PRODI            : KJMIA (REGULER)
DOSEN          : Prof. Dr. Belferik Manullang

1. Kehidupan manusia semakin kacau menurut kajian filosofis (menurut Suparlan) karena kemajuan teknologi membuat kehidupan manusia semakin tidak teratur terjadi perubahan pandangan hidup, sikap, dan perilaku hidup menjadi positivisme materialistik. Manusia memperdayakan kemajuan teknologi untuk mereproduksi beraneka ragam jenis dan bentuk makanan, minuman, pakaian, perumahan, dan peralatan hidup lainnya, secara praktis pragmatis, yang mengakibatkan manusia didunia terjebak pola hidup ekonomi liberal-kapitalistik, sehingga mengakibatkan krisis moral yang parah.Fakta manusia yang bersifat eksploitatif membuktikan kegagalan peran manusia sebagai kepercayaan  Tuhan yang mahakuasa untuk memenuhi kebutuhan hidup dan menjaga kelestarian lingkungan hidup dengan sumber daya alamnya.

2. Perbandingan orientasi hidup guru dengan orientasi kuantitatif materialistis dan orientasi kualitatif spiritual menurut Suparlan:
-Orientasi hidup guru: dimana guru menyampaikan dan mengajarkan kepada siswa ilmu-ilmu pengetahuan yang bermanfaat kepada siswa dari ilmu yang tidak tahu menjadi tahu.Guru membentuk siswa menjadi seorang yang memiliki ilmu pengetahuan untuk menjadikan dasar perilaku etis yang sangat berguna bagi orang banyak untik berbuat yang benar (essensi) agar kebenaran sejati dapat diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan
-Orientasi kuantitatif materialistis: dimana jenis ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia dan masayarakat adalah ilmu pengetahuan humaniora dan ilmu pengetahuan sosial.Sikap hidup manusia secara kuntitatif materialististik sangat tidak baik,dimana terjadi pergeseran nilai-nilai tingkah laku dari sikap yang tadinya kekeluargaan menjadi egois (tidak mau kerjasama).Pola hidup liberal-kapitalisme kemudian menyebabkan kerusakan moral kerjasama didalam kultur kebersamaan sebagai asas dasar kehidupan sosial manusia.
-Orientasi kualitatif spiritual: dimana jenis ilmu pengetahuan agama yang dianut manusia meliputi teologi Islam, Kristen,Budha, Hindu dan sebagainya.Ilmu pengetahuan agama dengan objek materi Tuhan sebagai causa prima sangat dibutuhkan oleh manusia,untuk menjaga manusia tidak salah melakukan segala perbuatan yang merusak tingkah laku manusia,manusia dapat terbimbing melakukan hal-hal yang baik dan benar (essensi) dalam menjalani kehidupan setiap harinya.
  
3. Tiga tingkatan berfikir ilmiah menurut Suparlan:
1. Pengetahuan filosofis-substansial adalah pengetahuan yang mengerti tentang segala yang ada dan yang mungkin tidak ada, baiak sebagai objek forma maupun objek materi.
2. Pengetahuan ilmiah-teoretis adalah pluralitas pengetahuan yang sikap (pandangan) dilihat dari kebenaran.
3. Pengetahuan ilmiah-praktis-teknologis : adalah pengetahuan yang dilihat dari sikap kebenaran, secara praktis dan memiliki  kemajuan teknologi.
Contoh: Makanan (menurut Suparlan)
Kita lihat didalam makanan terkandung nilai filosofis, yaitu kesehatannya, nilai ilmiah-teoretis ,yaitu kelengkapan gizi,dan nilai ilmiah-praktis-teknologi,yaitu pluralitas makanan dalam jenis, bentuk dan cenderung bersangkutan dengan rasa nikmat.
Dari ketiga tingkatan berfikir yang paling ideal adalah pengetahuan ilmiah-praktis-teknologi karena ketiga unsur sudah diperoleh dalam memilih makanan yaitu kesehatannya,gizinya,dan rasanya yang dilihat dari segi ilmiahnya, mudah/praktis diperoleh dan dilihat dari kemajuan teknologi.

4. Apabila manusia menjadi bagian masalah dan apabila menjadi solusi dari masalah menurut Sukidi:
Anders berkata :“I just know that I want to be part of the solution. Not the problem “ ( saya hanya tahu bahwa saya ingin menjadi bagian dari solusi, Bukan menjadi bagian dari masalah itu sendiri ).Pendapat ini benar dan memang perlu dibenarkan kita ingin menjadi bangian dari penyelesai masalah, bukan menjadi bagian dari masalah itu sendiri (menurut Suparlan).Dalam hal ini kebanyakan orang biasanya menjadi bagian dari masalah itu sendiri, tanpa terpanggil hati nuraninya untuk menyelesaikan setumpuk masalah yang hadir dan terbentang dihadapannya, maka sifat ini tidak baik bagi manusia. Seharusnya kita harus mampu menyelesaikan segala masalah dengan sikap yang arif dan  bijaksana sehingga orang lain tidak merasa terganggu.

5. Makna The Spirit of goodnes bagi seorang guru adalah bagai mana seorang guru memiliki  kebaikan yang akan diterapkan kepada siswanya. Caranya guru itu harus menanamkan budi pekerti yang baik, aklak yang baik dan perbutan-perbuatan yang baik, baik untuk orang tua, guru, teman maupun kepada masyarakat. Menurut Sukidi:  HATI NURANI = PUSAT KECERDASAN SPIRITUAL , sedangkan Kecerdasan Spiritual dapat mendidik hati dan budi pekerti.Dalam konteks ini, hati menjadi elemen penting dalam kecerdasan spiritual. Untuk mendidik hati dan budi pekerti harus memeiliki pendidikan sejati ( pendidikan Hati ).Jika pendidikan yang selama ini lebih banyak menekankan segi-segi pengetahuan kognitif intelektual, pendidikan hati justru ingin menumbuhkan segi-segi kualitas psikomotorik dan kesadaran spiritual yang reflektif dalam kehidupan sehari-hari. Jadi seorang guru tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan saja kepada siswa melaikan harus memberikan pendidikan hati kepada siswa agar siswa-siswa dapat menjadi orang yang memiliki kebaikan untuk orang tua,guru, teman dan kepada masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar