TUGAS
FILSAFAT ILMU
NAMA : ERNI JULIANI
SIREGAR
NIM :
8126-141-005
PRODI : KJMIA (REGULER)
DOSEN : Prof.
Dr. Belferik Manullang
1. Kehidupan manusia semakin kacau menurut kajian
filosofis (menurut Suparlan) karena kemajuan teknologi membuat kehidupan
manusia semakin tidak teratur terjadi perubahan pandangan hidup, sikap, dan
perilaku hidup menjadi positivisme materialistik. Manusia memperdayakan
kemajuan teknologi untuk mereproduksi beraneka ragam jenis dan bentuk makanan,
minuman, pakaian, perumahan, dan peralatan hidup lainnya, secara praktis
pragmatis, yang mengakibatkan manusia didunia terjebak pola hidup ekonomi
liberal-kapitalistik, sehingga mengakibatkan krisis moral yang parah.Fakta
manusia yang bersifat eksploitatif membuktikan kegagalan peran manusia sebagai
kepercayaan Tuhan yang mahakuasa untuk
memenuhi kebutuhan hidup dan menjaga kelestarian lingkungan hidup dengan sumber
daya alamnya.
2. Perbandingan orientasi hidup guru dengan orientasi
kuantitatif materialistis dan orientasi kualitatif spiritual menurut Suparlan:
-Orientasi hidup guru: dimana guru menyampaikan dan
mengajarkan kepada siswa ilmu-ilmu pengetahuan yang bermanfaat kepada siswa
dari ilmu yang tidak tahu menjadi tahu.Guru membentuk siswa menjadi seorang
yang memiliki ilmu pengetahuan untuk menjadikan dasar perilaku etis yang sangat
berguna bagi orang banyak untik berbuat yang benar (essensi) agar kebenaran
sejati dapat diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan
-Orientasi kuantitatif materialistis: dimana jenis
ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia dan masayarakat adalah ilmu pengetahuan
humaniora dan ilmu pengetahuan sosial.Sikap hidup manusia secara kuntitatif
materialististik sangat tidak baik,dimana terjadi pergeseran nilai-nilai
tingkah laku dari sikap yang tadinya kekeluargaan menjadi egois (tidak mau
kerjasama).Pola hidup liberal-kapitalisme kemudian menyebabkan kerusakan moral
kerjasama didalam kultur kebersamaan sebagai asas dasar kehidupan sosial
manusia.
-Orientasi kualitatif spiritual: dimana jenis ilmu
pengetahuan agama yang dianut manusia meliputi teologi Islam, Kristen,Budha,
Hindu dan sebagainya.Ilmu pengetahuan agama dengan objek materi Tuhan sebagai
causa prima sangat dibutuhkan oleh manusia,untuk menjaga manusia tidak salah
melakukan segala perbuatan yang merusak tingkah laku manusia,manusia dapat
terbimbing melakukan hal-hal yang baik dan benar (essensi) dalam menjalani
kehidupan setiap harinya.
3. Tiga tingkatan berfikir ilmiah menurut Suparlan:
1. Pengetahuan filosofis-substansial adalah
pengetahuan yang mengerti tentang segala yang ada dan yang mungkin tidak ada,
baiak sebagai objek forma maupun objek materi.
2. Pengetahuan ilmiah-teoretis adalah pluralitas
pengetahuan yang sikap (pandangan) dilihat dari kebenaran.
3. Pengetahuan ilmiah-praktis-teknologis : adalah
pengetahuan yang dilihat dari sikap kebenaran, secara praktis dan memiliki kemajuan teknologi.
Contoh: Makanan (menurut Suparlan)
Kita lihat didalam makanan terkandung nilai filosofis,
yaitu kesehatannya, nilai ilmiah-teoretis ,yaitu kelengkapan gizi,dan nilai
ilmiah-praktis-teknologi,yaitu pluralitas makanan dalam jenis, bentuk dan
cenderung bersangkutan dengan rasa nikmat.
Dari ketiga tingkatan berfikir yang paling ideal
adalah pengetahuan ilmiah-praktis-teknologi karena ketiga unsur sudah diperoleh
dalam memilih makanan yaitu kesehatannya,gizinya,dan rasanya yang dilihat dari
segi ilmiahnya, mudah/praktis diperoleh dan dilihat dari kemajuan teknologi.
4. Apabila manusia menjadi bagian masalah dan apabila
menjadi solusi dari masalah menurut Sukidi:
Anders berkata :“I just know that I want to be part of
the solution. Not the problem “ ( saya hanya tahu bahwa saya ingin menjadi
bagian dari solusi, Bukan menjadi bagian dari masalah itu sendiri ).Pendapat
ini benar dan memang perlu dibenarkan kita ingin menjadi bangian dari penyelesai
masalah, bukan menjadi bagian dari masalah itu sendiri (menurut Suparlan).Dalam
hal ini kebanyakan orang biasanya menjadi bagian dari masalah itu sendiri,
tanpa terpanggil hati nuraninya untuk menyelesaikan setumpuk masalah yang hadir
dan terbentang dihadapannya, maka sifat ini tidak baik bagi manusia. Seharusnya
kita harus mampu menyelesaikan segala masalah dengan sikap yang arif dan bijaksana sehingga orang lain tidak merasa
terganggu.
5. Makna The Spirit of goodnes bagi seorang guru
adalah bagai mana seorang guru memiliki
kebaikan yang akan diterapkan kepada siswanya. Caranya guru itu harus
menanamkan budi pekerti yang baik, aklak yang baik dan perbutan-perbuatan yang
baik, baik untuk orang tua, guru, teman maupun kepada masyarakat. Menurut
Sukidi: HATI NURANI = PUSAT KECERDASAN
SPIRITUAL , sedangkan Kecerdasan Spiritual dapat mendidik hati dan budi
pekerti.Dalam konteks ini, hati menjadi elemen penting dalam kecerdasan
spiritual. Untuk mendidik hati dan budi pekerti harus memeiliki pendidikan sejati
( pendidikan Hati ).Jika pendidikan yang selama ini lebih banyak menekankan
segi-segi pengetahuan kognitif intelektual, pendidikan hati justru ingin
menumbuhkan segi-segi kualitas psikomotorik dan kesadaran spiritual yang
reflektif dalam kehidupan sehari-hari. Jadi seorang guru tidak hanya memberikan
ilmu pengetahuan saja kepada siswa melaikan harus memberikan pendidikan hati
kepada siswa agar siswa-siswa dapat menjadi orang yang memiliki kebaikan untuk
orang tua,guru, teman dan kepada masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar